Kamis, 08 April 2010

Teknik strategi distribusi eceran

Teknik Strategi Distribusi Eceran

Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibutuhkan strategi distribusi yang tepat untuk menyalurkan barang atau jasa dagangannya ke tangan konsumen. Berikut ini adalah metode distribusi yang dapat dipilih oleh suatu perusahaan bisnis untuk memaksimalkan laba.

1. Strategi Distribusi Intensif
Distribusi intensif adalah strategi distribusi yang menempatkan produk dagangannya pada banyak retailer atau pengecer serta distributor di berbagai tempat. Tehnik ini sangat cocok digunakan untuk produk atau barang kebutuhan pokok sehari-hari yang memiliki permintaan dan tingkat konsumsi yang tinggi. Contoh seperti sembako, rokok, sikat gigi, odol, sabun, deterjen, dan lain sebagainya.

2. Strategi Distribusi Selektif
Distribusi selektif adalah suatu metode distribusi yang menyalurkan produk barang atau jasa pada daerah pemasaran tertentu dengan memilih beberapa distributor atau pengecer saja pada suatu daerah. Di antara distributor atau pengecer akan terdapat suatu persaingan untuk merebut konsumen dengan cara, teknik dan strategi masing-masing. Contoh saluran distribusi selektif adalah produk elektronik, produk kendaraan bermotor, sepeda, pakaian, buku, dan lain sebagainya.

3. Strategi Distribusi Eksklusif
Distribusi eksklusif adalah memberikan hak distribusi suatu produk pada satu dua distributor atau pengecer saja pada suatu area daerah. barang atau jasa yang ditawarkan oleh jenis distribusi eksklusif adalah barang-barang dengan kualitas dan harga yang tinggi dengan jumlah konsumen yang terbatas. Contoh distribusi ekslusif adalah seperti showroom mobil, factory outlet, restoran waralaba, produk mlm / multi level marketing / pasif income, mini market, supermarket, hipermarket, dan lain-lain.


Jenis-jenis Ritel

Berikut ini adalah pembagian industri ritel berdasarkan pengelompokan pada ciri-ciri tertentu disertai pengertian atau definsi :

1. Discount Stores / Toko Diskon
Discount store adalah toko pengecer yang menjual berbagai barang dengan harga yang murah dan memberikan pelayanan yang minimum. Contohnya adalah Makro dan Alfa

2. Specialty Stores / Toko Produk Spesifik
Specialty store adalah merupakan toko eceran yang menjual barang-barang jenis lini produk tertentu saja yang bersifat spesifik. Contoh specialty stores yaitu toko buku gramedia, toko musik disctarra, toko obat guardian, dan banyak lagi contoh lainnya.

3. Department Stores
Department store adalah suatu toko eceran yang berskala besar yang pengeloaannya dipisah dan dibagi menjadi bagian departemen-departemen yang menjual macam barang yang berbeda-beda. Contohnya seperti ramayana, robinson, rimo, dan sebagainya

4. Convenience Stores
Convenience store adalah toko pengecer yang menjual jenis item produk yang terbatas, bertempat di tempat yang nyaman dan jam buka panjang. Contoh minimarket alfa dan indomaret.

5. Catalog Stores
Catalog store adalah suatu jenis toko yang banyak memberikan informasi produk melalui media katalog yang dibagikan kepada para konsumen potensial. Toko katalog biasanya memiliki jumlah persediaan barang yang banyak.

6. Chain Stores
Chain store adalah toko pengecer yang memiliki lebih dari satu gerai dan dimiliki oleh perusahaan yang sama.

7. Supermarket
Super market adalah toko eceran yang menjual berbagai macam produk makanan dan juga sejumlah kecil produk non makanan dengan sistem konsumen melayani dirinya sendiri / Swalayan. Contoh yaitu Hero.

8. Hypermarkets / Hipermarket
Hipermarket adalah toko eceran yang menjual jenis barang dalam jumlah yang sangat besar atau lebih dari 50.000 item dan melingkupi banyak jenis produk. Hipermarket adalah gabungan antara retailer toko diskon dengan hypermarket. Contohnya antara lain hipermarket giant, hipermarket hypermart dan hipermarket carrefour.

“PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN ATAS NILAI BAURAN PEMASARAN TERHADAP LOYALITAS PASAR RITEL PADA PELANGGAN DI HYPERMART”

“PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN ATAS NILAI BAURAN PEMASARAN TERHADAP LOYALITAS PASAR RITEL PADA PELANGGAN DI HYPERMART”


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Maraknya perkembangan pasar riteil modern di indonesia, berdampak positif terhadap intensitas peningkatan sektor ekonomi riel negara kita. perkembangan pasar ritel modern tersebut semakin menjamur ke berbagai sudut kota penjuru tanah air indonesia berbentuk hypermarket maupun toko-toko modern. hal ini menyebabkan persaingan perusahaan ritel tersebut berinteraksi semakin ketat, didukung oleh kepemilikan modal yang sangat kuat guna meraih keunggulan di dalam memasuki pasar kompetitif tersebut.
Dewasa ini tersebut sekitar 62 perusahaan ritel, terdiri dari 2700 gerai yang tersebar diseluruh wilayah indonesia. adanya pertumbuhan atas keragaman pasar ritel berbentuk toko-toko modern ini seperti hal nya;Alfa, Makro, Indo Grosir, Carrefour, Indomart, hypermarket menjadi faktor pemicu utama timbulnya berbagai ekspetasi pelanggan terhadap pelayanan maupun fasilitas yang di berikan toko-toko tersebut.keberagaman ekspetasi pelanggan berdasar telaah pustaka perilaku konsumen dapat di jelaskan ke dalam 9 faktor, antara lain yaitu: Harga, Kelengkapan produk, Keunikan, Kenyamanan, Dapat dipercaya, Kualitas pelayanan, Nilai uang, Informasi yang dapat dipercaya, dan Tempat yang tepat untuk berbelanja.
Ekspektasi atau harapan pelanggan dan aplikasi bauran pemasaran ternyata dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Fenomena munculnya beragam klasifikasi perusahaan pengecer besar diIndonesia dalam bentuk took modern . Hal ini mendorong perusahaan pengecer besar untuk tetap melakukan penelitian terhadap perilaku pelanggannya guna memberikan masukan bagi pihak manajemen dalam menyusun pengembangan strategi persainganyang cukup ketat. Salah satu perusahaan pengecer dengan skala usaha besar selaku pendatang baru dalam dunia pasar ritel modern adalah Hypermarket merupakan salah satu jaringan bisnis stockiest milik PT Hero, Dept. Store. Tbk.
Hypermarket merupakan salah satu Hypermarket yang berdiri diantara Hypermarket-Hypermarket lainnya di Indonesia seperti halnya Carrefour, Hypermarket, Alfa Retail, Indo Grosir, maupun Makro Stockist, dengan dukungan gerai-gerai baru yang tersebar di beberapa kota besar Indonesia yaitu; Jakarta, Bogor, Depok ,Bekasi, Tangerang, Siduarjo, Surabaya dan Bandung Hypermarket dibuka mulai pukul 09.00 pagi hingga pukul 22.00 malam. Pada event midnight saleyang di adakan beberapa kali dalam sepekan buka hingga pukul 24.00 malam, khusus pada gerai-gerai tertentu saja.

1.2 Rumusan Masalah
Sehubungan debgan latar belakang yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh antara ekspektasi pelanggan toko modern, terhadap kepuasan pelanggan Hypermarket Manado?
2. Apakah terdapat pengaruh antara bauran pemasaran eceran toko modern, terhadap kepuasan pelanggan Hypermarket Manado?

1.3 Tujuan Penelitian
Bertolak dari permasalahan di atas, maka tujuan utama pnelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh kepuasan pelanggan Hypermarket, Manado yang dijelaskan secara langsung oleh ekspektasi pelanggan maupun bauran pemasaran eceran toko modern pada umumnya, yang kemudian dijabarkan dalam tujuan spesifik sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh antara ekspektasi pelanggan toko modern, dalam menjelaskan variasi kepuasan pelanggan Hypermarket Manado.
2. Mengetahui pengaruh antara bauran pemasaran eceran toko modern, dalam menjelaskan variasi kepuasan pelanggan Hypermarket Manado.

1.4 Batas Penelitian
Yang menjadi batas penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh kepuasan pelanggan Hypermarket, Manado dapat di jelaskan secara langsung oleh beragam ekspektasi pelanggan maupun karakteristik bauran pemasaran eceran tokomodern pada umumnya.

1.5 Menfaat Penelitian
Manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat bagi peneliti:
Dapat mengetahui bagaimana pengaruh kepuasan pelanggan Hypermarket Manado atas beragam ekspektasi pelanggan serta karakteristik bauran pemasaran eceran toko modern pada umumnya, agar dapat melakukan proses evaluasi pelanggannya secara tepat sasaran sehingga seberapa jauh tingkat ekspektasinya dapat di jelaskan secara langsung pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan Hypermarket Manado.
2. Manfaat bagi pihak lainnya:
Menjembatani konsep berpikir secara factual terkait ekspektasi pelanggan maupun aplikasi bauran pemasaran ecersn toko modern pada umumnya berserta implikasi pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan Hypermarket, Manado agar dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak lainnyayang berkompeten dalam hal ini.

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan rancangan atau desain penelitian dengan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem penelitian ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

1.6.2 Variabel dan Pengukuran
Variabel dalam penelitian ini adalah : Atribut-atribut swalayan yang mempengaruhi konsumen dalam memilih swalayan, yang terdiri dari delapan dimensi yaitu harga, lokasi, keragaman dan mutu barang, fisik swalayan, iklan, promosi penjualan, pramuniaga, dan pelayanan.
1.6.3 Definisi Operasional Variabel
Atribut-atribut swalayan yang mempengaruhi konsumen dalam memilih swalayan adalah : faktor-faktor yang dijadikan pertimbangan oleh konsumen sebelum mendatangi suatu tempat
berbelanja dalam hal ini. Hypermart, yang meliputi kebijakan harga, lokasi, keragaman dan mutu barang, iklan, promosi penjualan, pramuniaga, fisik swalayan, dan pelayanan.

1.6.4 Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk data primer dan data sekunder.
a. Data Primer : adalah data yang diperoleh langsung dari Hypermart.
b. Data Sekunder : adalah data yang dihimpun oleh pihak atau badan lain, yang berkaitandengan masalah yang sedang diteliti.
2. Pengumpulan Data
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu metode pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku wajib yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, yang dapat diperoleh dari perpustakaan Universitas Gunadarma dan Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM).
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu metode pengumpulan data dengan mendatangi langsung objek penelitian, yang dilakukan melalui wawancara dan kuesioner.
• Wawancara, dilakukan untuk mendapatkan data dengan mewawancarai langsung pihak perusahaan yang bersangkutan pada Hypermart.
• Kuesioner, dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada 100 orang responden. yaitu para konsumen yang berbelanja pada Hypermart.
1.6.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Deskriptif Kualitatif, yaitu untuk mengetahui atau untuk mengevaluasi atribut-atribut swalayan yang mempengaruhi konsumen dalam memilih suatu swalayan, yang dilakukan dengan membandingkan antara pelaksanaannya dengan teori-teori yang berkaitan.
2. Metode Deskriptif Kuantitatif, yaitu untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap atribut-atribut swalayan yang mempengaruhi
konsumen dalam memilih suatu swalayan, melalui penyebaran kuesioner pada konsumen.
Dalam hal ini digunakan skala Likert, dengan bobot dan kategori sebagai berikut :
Bobot Kategori
1
2
3
4
5 Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Berdasarkan jumlah responden 100, maka dapat ditentukan bobot penilaian dengan menggunakan jarak, yang dapat dihitung melalui nilai tertinggi dan terendah sebagai berikut :
Nilai tertinggi = 5 X 100 (jumlah responden) = 500
Nilai terendah = 1 X 100 (jumlah responden) = 100
Rumus jarak :
Nilai tertinggi – Nilai terendah = 500 – 100 = 80
Kelas 5
Setelah diketahui jarak, maka dapat ditentukan pengelompokan sebagai berikut :
Bobot Penilaian
100 – 179
180 – 259
260 – 339
340 – 419
420 – 500 Sangat tidak baik
Tidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik

BAB II
Tinjauan Pustaka

Gilbert (2003,P.6) retail adalah merupakan semua jenis usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi tersebut.
Bowen dan minor (1998, P.45), merupakan loyalitas yang dapat didefinisikan sebagai kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah produk, serta mempunyai komitmen terhadap produk tersebut dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa yang akan datang.

Kotler dan Amstrong (1996, P. 578), adalah merupakan pendekatan yang terbaik untuk mempertahankan pelanggan adalah dengan memberikan kepuasan yang tinggi dan nilai kepada pelanggan yang akan menghasilkan pelanggan yang loyal terhadap Hypermart.
Simamora (2002:756), mengemukakan bauran promosional (Promotional Mix) adalah istilah yang dipakai untuk mengacu pada pilihan alat promosional yang digunakan dalam rangka memasarkan sebuah produk dan jasa. Bauran promosional terdiri atas empat elemen utama : periklanan, promosi, penjualan, penjualan pribadi, dan hubungan masyarakat.
Atribur-atribut loyalitas pelanggan menurut Griffin ( 1995, P.31) meliputi :
1. Makes regular repeat purchase. Menunjukan bahwa pelanggan yang melakukan pembelian secara berulang terhadap suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu adalah pelanggan loyal.
2. Puechase acriss product and service lines. Pelanggan loyal tidak hanya membeli satu macam produk saja melainkan juga membeli lini produk dan jasa lain pada badan usaha yang sama.
3. Refer other. Pelanggan yang loyal akan merekomendasikan pengalaman positif mengenai produk dan jasa dari badan usaha kepada rekan atau pelanggan lain agar mereka tidak membeli produk dan jasa dari badan usaha lain.
4. Demonstrates an immunity to the pull of the competition. Pelanggan yang loyal menolak mengakui produk dan jasa badan usaha lain karena pelanggan yakin bahwa produk dan 5
5. jasa badan usaha yang mereka pilih adalah yang terbaik dan berbeda dari produk dan jasa badan usaha lainnya.
BAB III
ISI
Dunia bisnis ritel di Indonesia telah berkembang demikian pesat sesuai dengan perkembangan dinamika perekonomian yang terus mengalami proses modernisasi dalam era globalisasi ini. Begitu luasnya industri ritel ini, sehingga sektor ritel memberikan kontribusi 75% terhadap total perdagangan nasional. Dari 98,8 juta angkatan kerja, sekitar 17 juta orang (18%) bekerja di sektor ritel. Pada tahun 2002, bisnis ritel tumbuh 16,4%.
Menurut Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia), tahun 2004 omzet ritel nasional sebesar Rp 400 triliun, bertumbuh 15% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2005 diperkirakan naik 25% sehingga tahun 2005, omzet ritel nasional diperkirakan mencapai Rp 500 triliun .

Ritel yang berfokus pada penjualan barang sehari-hari, secara garis besar terbagi dua, yaitu ritel tradisional dan ritel modern. Pengertian ritel tradisional adalah ritel yang sederhana, tempatnya tidak begitu luas, barang yang dijual tidak begitu banyak jenisnya, sistem manajemen masih sederhana, tidak menawarkan kenyamanan berbelanja dan masih ada proses tawar menawar harga dengan pedagang. Sedangkan ritel modern adalah sebaliknya, menawarkan tempat yang luas, barang yang dijual banyak jenisnya, sistem manajemen terkelola dengan baik menawarkan kenyamanan berbelanja, harga sudah tetap (fixed) dan adanya sistem swalayan.
Kontribusi pasar tradisional dan pasar modern dalam total belanja nasional
Tahun Pasar tradisional Pasar modern
1998 83% 17%
2000 78,1% 21,8%
2001 72,5% 24,8%
2002 74,8% 25,1%
2003 73,7% 25,4%
2004 69,6% 30,4%
Sumber: Bisnis Indonesia 18 Februari 2005 dan Swa Desember 1999
Gerai ritel tradisional terdiri dari pasar tradisional dan warung tradisional. Pada tahun 2001 gerai ritel tradisional mencapai 1.899.736 unit. Tahun 2003, gerai ritel tradisional menurun menjadi 1.745.589 unit , berarti telah terjadi penurunan sebesar 154.147 unit gerai tradisional. Jika satu gerai ritel tradisional memiliki 3 orang tenaga kerja maka ada sekitar 462.441 orang tenaga kerja yang hilang (menganggur). Jumlah gerai ritel modern tahun 2003 mencapai 5079 unit meningkat 31,4 % dibandingkan dua tahun sebelumnya (2001) sebesar 3865 unit .

Gerai ritel modern terbagi atas pasar modern (misalnya mall, plaza, ITC, dll) dan gerai tersendiri, misalnya mini market, supermarket. Namun biasanya hal ini terlihat kabur, karena rata-rata gerai modern berada pada pasar modern, misalnya supermaket terdapat di dalam mall.

Hypermarket
Format bisnis ritel dalam bentuk hypermarket adalah yang paling banyak berkembang di masyarakat dibandingkan dengan format bisnis ritel yang lain. Walaupun demikian perkembangan berbagai format bisnis ritel di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup berarti dari tahun ke tahun.

Survei AC Nielsen Indonesia mengidentifikasikan bahwa penguasaan pangsa pasar oleh hypermarket di Indonesia mencapai 40%. Bahkan tahun 2005 ini, beberapa para pemain ritel besar melakukan ekspansi perusahaannya. Carrefour sedang menambah 4 gerai di tiga kota besar (Makasar, Bandung dan Jakarta), sehingga akan memiliki 20 gerai pada akhir 2005. Saat ini outlet Carrefour terbanyak hanya terpusat di sekitar kota Jakarta (± 16 gerai). Sedangkan gerai-gerai yang lain tersebar di beberapa kota di Surabaya, Medan, Palembang, dan Semarang . Dengan jumlah gerai yang ada saat ini, Carrfeour menjadi pemimpin di bidang hypermarket dengan penguasaan 47% pangsa pasar. 12 gerai Carrefour di Jabotek antara lain adalah Cempaka Putih, Mega Mal Pluit, ITC Cempaka Mas, Mega Grosir, Puri Indah, Duta Merlin, Ratu Plaza, MT Haryono, Lebak Bulus, Ambasador, ITC Permata Hijau, ITC BSD (baru dibuka 1 Mei 2005). Luas areal belanja setiap gerai Carrefour yang dimiliki adalah 6000 m2 – 8000 m2, dengan jumlah pemasok mencapai 3000 .
Hypermarket (sampai mei 2005)
nama Pemilik Tahun berdiri Gerai (s/d Mei 2005) Pangsa pasar
Carrefour Carrefour, peritel asal Prancis 1998 16 47%
Giant Hero-Dairy Farm (Hongkong) 2002 11 32,35%
Hypermart Matahari (Group Lippo) 2004 7 20,59%
Total 34 100%

Pertumbuhan Hypermarket
tahun omzet (miliar) Pertumbuhan(%)
1998 2,809
1999 3,345 19,08
2000 4,678 39,85
2001 6,155 31,57
2002 8,415 36,72
2003 10,948 30,1
Sumber: Swa, Desember 2004
Jumlah gerai hypermarket sampai Oktober 2005 tercatat sebanyak 83 unit, atau bertumbuh 22,06% dibandingkan pada 2004 yang baru 68 gerai. Berdasarkan data AC Nielsen, pemain hypermarket di Indonesia mencakup Carrefour, Hypermart, Giant, The Clubstore, Artomoro, Alfa Gudang Rabat, dan Tip Top.

Gerai hypermarket di Indonesia
Tahun Unit Tumbuh
2003 43 -
2004 68 58,14%
2005 83 22,06%
Sumber : AC Nielsen Indonesia, 2005
Persaingan harga pun menjadi tak terelakkan. Indeks harga antara pasar modern dan pasar tradisional (Maret 2003-April 2004) jelas menunjukkan bahwa harga di pasar modern lebih murah dibandingkan dengan pasar tradisional, sehingga banyak konsumen yang sensitif terhadap harga akan memilih pindah ke pasar modern.
Hypermarket tidak hanya memberikan harga pada produk-produk yang di jualnya kepada masyarakat luas, namun juga memberikan pilihan serta koleksi produk yang beraneka ragam agar masyarakat Indonesia merasa senang melakukan aktivitas belanja di Hypermarket tersebut. Beberapa bentuk jaminan maupun layanan tambahan gratis yang di berikan oleh Hypermarket guna memuaskan keinginan para pelanggannya antara lain yaitu:
1. Ada yang lebih murah? Kami ganti selisihnya 3 kali!
2. Tidak puas? Kembalikan saja!
3. Harga kasir tidak sama harga di rak? Bayar yang termurah!
4. Bebas biaya antar
5. Parker gratis di beberapa gerai Hypermarket,
Tentu saja bentuk-bentuk jaminan di atas memiliki banyak persyaratan khusus agar mereka tidak merugi. Bentuk jaminan di atas cukup memberikan dampak efek psikologis yang besar pada prilaku konsumen. Hypermarket merupakan pasar ritel modern yang memiliki skala terbesar bidang stockiest dalam sejarah pasar ritel modern di Indonesia dimana segmen pasarnya hampir menyetarai keberadaan makro group milik PT. Goro Batara Sakti. Tbk dengan dukungan gerai-gerai baru yang berada di kota-kota besar wilayah Indonesia.
Focus layanan jasa Giant terhadap para konsumen di Indonesia memiliki 3 filosofi yaitu:
? Harga bervariatif sesuai daya beli pelanggan,
? Alternative atas pilihan produk beragam,
? Mengutamakan kepuasan pelanggan.
Konsep paserba merupakan konsep perdagangan eceran yang sengaja di ciptakan oleh Hypermarket, difokuskan untuk memberikan layanan jasa secara optimal dan professional kepada pelanggannya disertai adanya jaminan atas kerusakan barang ataupun produk di dukung oleh nilai manfaat maupun kejelasan arah penggunaan produk sesuai dengan harapan pelanggannya. Hypermarket menerapkan strategi retail marketing mix managemen consept secara tepat sasaran didukung atas dimensi lay out tata ruang sama halnya dengan kondisi fisik Walmart hypermarket di Negara Amerika Serikat yang terbagi dalam 5 segmen area yaitu: Play Ground Area, Basemand Parking Area, Consumer Good Area, Customer Service Area, Food Courd Area dengan menerapkan pola filosofi bisnis yaitu: Retail Price Consideration Consept (special days price) yang cenderung mempertimbangkan harga eceran khusus dalam moment-moment tertentu liburan suatu missal: hari raya Idul Fitri, hari raya Natal, maupun hari Libur anak-anak sekolah guna mendukung misi khusus keberadaan perusahaan ritel berbasis hypermarket di kota Manado khususnya.

STRATEGI PEMASARAN RITEL
Strategi pemasaran ritel meliputi (1). Pemilihan cible segment pasar dan penentuan format ritel dan (2). pengembangan keunggulan bersaing yang memungkinkan ritel untuk mengurangi Tingkat dihadapi kompetensi yang.
Ritel yang berhasil harus memenuhi kebutuhan pelanggan à jour le segmen yang pasar dilayani secara lebih baik daripada pesaing dilakukan yang. Pasar ritel bukan merupakan Tempat Khusus dimana par pembeli dan penjual bertemu, tetapi sebagai kelompok konsumen dengan kebutuhan-kebutuhan yang sama (pasar segmentation) dan sekelompok ritel yang ritel Menggunakan format yang sama untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.
Sasaran Pasar Sering dalam ritel kali ditetapkan berdasarkan faktor demografis, geografis psikografis dan. Menetapkan pasar sasaran merupakan syarat untuk menetapkan strategi bauran ritel (détail). Bauran ritel atau dengan disebut détail mix adalah kombinasi elemen-elemen produk, harga, Lokasi, Personnages, promosi dan presentasi Apparence-atau untuk menjual barang jour dan JASA konsumen Akhir pasar yang menjadi cible.

Loyalitas Pelanggan
Pelanggan yang loyal dapat meningkatkan pendapatan badan usaha secara terus menerus dalam hal ini sangat penting bila derajat pembelian secara berulang-ulang sangat tinggi. Oleh karena itu memiliki pelanggan yang loyalitasnya tinggi dapat sangatlah menguntungkan buat pasar swalayan tersebut. Menjual produk atau jasa pada pelanggan yang sudah ada akan lebih murah jika dibandingkan dengan menjual kepada pelanggan baru. Pelanggan yang loyal akan memberikan kesempatan yang lebih besar bagi badan usaha untuk meningkatkan penjualan dan memberikan pendapata jangka panjang.
Menurut Mowen dan Minor (1998, P.45) “loyalitas dapat didefinisikansebagai kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah produk, mempunyai komitmen terhadap produk tersebut dan bermaksud meneruskan pembeliaanya di masa yang akan datang”.

Kepuasan pelanggan
Evaluasi terhadap suatu produk akan dilakukan oleh seorang pelanggan terhadap produk yang telah dipilih dan dibeli olehnya. Apabila kualitas produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, maka pelanggan akan merasa puas.
Definisi kepuasan menurut Mowen (1995, P.551) adalah bahwa kepuasan pelanggan merupakan keseluruhan sikap terhadap suatu barang dan jasa setelah akusisi dan penggunaan.
Faktor penting yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan adalah tingkat performance atau kinerja dari suatu produk, yang lebih umum bisa diartikan sebagai kualitas dari produk tersebut.

BAB IV
KESIMPULAN

Trend Industri Ritel
Industri ritel berubah dengan cepat. Perubahan-perubahan itu dapat dilihat dari 1). Perbedaan yang mendasar dan terus berkembang dalam format ritel. 2). meningkatnya konsentrasi industri. 3). Globalisasi dan 4). Penggunaan berbagai cara untuk berinteraksi dengan konsumen.
Saat ini konsumen dapat membeli barang yang sama dari sejumlah ritel yang berbeda. Masing-masing format ritel menargetkan pangsa pasar yang berbeda dan yang semakin meningkat. Tiap jenis ritel menawarkan manfaat yang berbeda, sehingga para konsumen bisa berlangganan pada ritel yang berbeda untuk pembelian dan kebutuhan yang berbeda.
Pada awalnya ritel adalah bisnis lokal. Saat ini, konsep ritel yang berhasil disebuah negara telah berkembang secara global. Mengapa beberapa konsep ritel dapat berkembang secara global dan sementara beberapa tidak bisa berkembang? biasanya tergantung pada apa yang dinamakan keunggulan bersaing (competitive advantage) di negara tersebut. Saya akan sebutkan beberapa faktor yang mendorong globalisasi yang dilakukan para peritel internasional:
a. Pasar Domestik yang semakin Jenuh
Di Amerika Serikat, banyak peritel gagal karena banyaknya para pelaku pasar yang memiliki kesamaan produk yang dijual. Hal ini mendorong peritel tersebut melakukan ekspansi ke luar negeri.
b. Sistem dan Keahlian
Saat ini peritel memiliki kemampuan mengatur toko-toko yang ada di luar negeri dengan lebih baik karena kemampuan mereka dalam mengelola sistem informasi dan distribusi yang lebih mudah ditransfer dari negara asalnya.
c. Hilangnya batasan perdagangan
Kebijakan perdagangan internasional yang menghapus berbagai hambatan dalam perdagangan seperti WTO atau NAFTA.

BAB V
SARAN

Saran-saran yang dapat di ambil di sini yaitu:
? Dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan masyarakat yang senang berbelanja di Hypermart,
? Kepuasan konsumen harus selalu di nomor satukan,
? Pelanggan yang loyal dapat meningkatkan pendapatan badan usaha secara terus menerus
? Strategi pemasaran ritel yang baik untuk di gunakan dalam perusahaan.

Hadapi CAFTA, Pemerintah Perlu Perjelas Strategi

Hadapi CAFTA, Pemerintah Perlu Perjelas Strategi

Jakarta - Pelaksanaan perjanjian kawasan perdagangan bebas China-Asean alias China -ASEAN Free Trade Area (CAFTA) harus dibarengi dengan politik ekonomi pemerintah yang jelas dan tegas, khususnya untuk membangun daya saing dari keuntungan kompara- tif menjadi keuntungan yang kompetitif.

NERACA
Disisi lain, pemerintah harus fokus mengembangkan industri berbasis teknologi untuk mempertahankan dan membangun daya saing produk dalam negeri guna menghadapi CAFTA. Demikian benang merah dari seminar bertema Great Solution in CAFTA era Trust Your Intuition and Explode Creativity yang diselenggarakan PPM Manajemen di Jakarta, Rabu (17/2).

Dari sisi populasi CAFTA merupakan FTA terbesar di dunia Indonesia sebagai anggota Asean dengan penduduk paling besar bisa dipastikan akan menjadi sasaran utama bagi produk-produk China. Kondisi ini cenderung bakal menempatkan Indonesia dalam posisi sebagai pasar, sehingga dikhawatirkan kurang dapat memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia.

Padahal, sebelum CAFTA diberlakukan saja, pasar domestik Indonesia sudah dibanjiri produk-produk China. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa banjir produk murah dari China menyebabkan pangsa pasar usaha tekstil dan produk terkait (TPT) domestik turun dari 57% pada tahun 2005 menjadi 23% pada tahun 2008. "China merupakan ancaman bagi Indonesia," kata ekonom dari Manajemen PPM, Dr. Pepey Riawati Kurnia, MM.

Ia menjelaskan, China dapat leluasa menjual produk ke Indonesia karena berani menawarkan harga yang jauh lebih murah ketimbang produk domestik. Menurut Pepey, Masyarakat jangan terlalu terlena dengan keadaan yang sekarang. "Indonesia saat ini memerlukan Entrepreneur atau Wirausaha sejati untuk menangkis serbuan produk China ke Indonesia. Namun jika kita punya seorang entrepreneur, apakah pemerintah juga akan mensupport?? tanyanya.

Pepey mengakui, saat ini negara kita terdapat kekurangan untuk bersaing di ASEAN khususnya China, yaitu 4 P, Product, Place, Price, dan Promotion. Walaupun demikian, CEO PT Datascrip, Joe Ramdani mengatakan, Indonesia masih mepunyai kekuatan, yang salah satunya sumber daya alam yang tersedia. Dengan kekuatan tersebut, Ia berharap ancaman terhadap barang-barang domestik yang tidak mampu bersaing dengan barang-barang CAFTA, dapat sedikit menolong.

"Seharusnya pemerintah menciptakan kondisi dan situasi yang kondusif," kata Joe. Selain itu pemerintah juga perlu memasarkan Indonesia dari segi budaya, pariwisata, sumber daya manusia, dan juga investasi. Menurutnya, pemerintah sudah terlambat 10 tahun apabila ingin bersaing dengan China. Padahal Malaysia saja, sejak 30 tahun lalu sudah memikirkan persoalan ini dengan serius. Kendari begitu, apa yang harus dikerjakan oleh pemerintah, harus dijalankan tanpa melihat ada atau tidaknya CAFTA.
Di tempat terpisah, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, saat ini pembicaraan ulang perdagangan bebas China-ASEAN masih berlangsung dan belum ada kesimpulan yang didapat dari pembicaraan tersebut karena prosesnya masih berjalan. "Kita optimis dan apa yang menjadi kekhawatiran akan bisa kita atasi. Tapi ada prosesnya di mana dalam pembicaraan ulang belum ada kesimpulan yang diambil, maka kita belum bisa mengklaim keputusan apa-apa," ujarnya.

Hatta mengharapkan, pembicaraan mengenai perdagangan bebas tidak hanya terpaku pada pembicaraan ulang, karena menurut dia, ada hal yang lebih penting seperti bagaimana untuk memperkuat struktur industri nasional.

STRATEGI dan POLITIK PERTANIAN

Strategi dan Politik Pertanian

KEBIJAKAN revitalisasi pertanian yang dicanangkan pemerintah tidak berhenti pada level wacana saja, tetapi mesti dilanjutkan pada tingkat strategi dan implementasinya di lapangan. Kebijakan ini tepat dan beralasan karena ada keunggulan komparatif maupun kompetitif pada sektor pertanian dan industri berbasis pertanian.

Kebijakan ini dirasakan mendesak mengingat partisipasi yang sangat besar dari pekerja di sektor pertanian dan sektor lanjutannya industri berbasis pertanian. Karena itu, kebijakan revitalisasi melalui pembangunan dan modernisasi pertanian akan mengangkat kesejahteraan petani dalam jumlah yang besar.

Manajemen pelaksana kebijakan dalam hal ini adalah Menteri Pertanian dan Menteri Perindustrian dapat memilih sendiri, strategi induk seperti apa yang hendak dilakukan untuk pertanian di Indonesia. Pilihan itu dilakukan sebagaimana organisasi perusahaan pada umumnya melakukan pilihan strategisnya sendiri-sendiri.

Dalam rangka melaksanakan kebijakan untuk merevitalisasi sistem pertanian, maka perlu dibangun strategi induk ("grand strategy"), mau diarahkan kemana sistem pertanian Indonesia. Strategi induk perlu agar ada arah kolektif dari pembangunan sektor pertanian dan sektor lanjutannya yang berbasis pertanian.

Strategi induk adalah strategi besar, yaitu cara yang bersifat umum untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Strategi induk ini harus ditetapkan pada level organisasi pemerintah pada tingkat yang paling tinggi agar bisa menjadi acuan bagi strategi fungsional.

Strategi induk dapat ditetapkan dengan dua rel kebijakan, yakni modernisasi pertanian rakyat dan industri pertanian berorientasi ekspor. Ini berarti bahwa kita perlu membangun pertanian rakyat berbasis pangan (padi, jagung, hortikultura) dan ekspor industri pertanian. Modernisasi pertanian perlu untuk mengangkat kesejahteraan dan harkat rakyat. Lalu perlu ada pilihan industrialisasi pertanian untuk komoditi, yang dapat diolah dalam industri dan diekspor karena efisien, dapat bersaing dan bisa menetrasi pasar internasional (perkebunan sawit, kopi, lada, kakao, dll).

Yang pertama dikembangkan karena peranannya sudah melekat sebagai pola hidup rakyat selama berabad-abad dan menyerap tenaga kerja tradisional dalam jumlah besar. Petani padi jelas mutlak perlu disentuh dengan kebijakan dan program pemerintah karena alasan-alasan tersebut di atas.

Yang kedua adalah mendorong pertanian masuk industri pengolahan sehingga nilai tambahnya meningkat sampai ratusan persen dibandingkan nilai mentahnya. Tidak ada pilihan lain kecuali mengolah bahan mentah berbasis sumberdaya alam dan pertanian menjadi produk industri berbasis pertanian.

Pilihan industri harus sesuai dengan permintaan pasar. Lebih baik lagi jika mampu masuk ke pasar internasional karena semakin terbukti keunggulan komparatif fan keunggulan kompetitifnya. Selain itu, ekspor produk industri berbasis pertanian akan otomatis melipatgandakan peluang pasar dan perolehan devisa.

Jadi, sektor pertanian dan sektor lanjutannya industri berbasis pertanian akan memperkuat struktur ekonomi karena bernilai tambah tinggi dengan industri dan menghasilkan devisa karena mampu menerobos pasar internasional.

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERIKANAN DAN KELAUTAN

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERIKANAN DAN KELAUTAN

1. PENDAHULUAN
Dalam sistem agribisnis perikanan, dimana meliputi kegiatan mulai pengadaan sarana produksi, produksi, pengolahan pasca panen (agroindustri), pemasaran dan kelembagaan adalah merupakan rangkaian kegiatan yang saling terkait satu sama lain. Semua kegiatan dalam agribisnis perikanan tersebut, ada proses menghasilkan produk. Produsen yang bergerak di bidang sarana produksi akan menghasilkan produk-produk pemenuhan kebutuhan untuk kegiatan produksi. Produsen yang bergerak pada kegiatan produksi akan menghasilkan produk atau ikan untuk memenuhi kebutuhan pada kegiatan agroindustri. Khususnya kegiatan pemasaran (marketing), disaat produk sudah dihasilkan baik dalam kegiatan sarana produksi, produksi dan agroindustri, maka kegiatan pemasaran sangatlah penting. Tanpa kegiatan pemasaran maka semua produk yang dihasilkan tersebut adalah merupakan seonggok barang yang tidak bermanfaat.
Dengan demikian, kegiatan pemasaran adalah sangat penting dalam semua kegiatan yang menghasilkan barang ataupun jasa. Hasil perikanan dapat dikelompokkan ke dalam bahan mentah dan barang konsumsi. Sebagai bahan mentah dapat dibeli oleh pabrik atau usaha pengolahan untk diolah menjadi barang jadi misalnya ikan kaleng, aneka olahan ikan, tepung ikan, dsb. Sebagai barang konsumsi akan dibeli oleh konsumen akhir (household consumer, restaurant, hospital, dll). Produk perikanan dan kelautan termasuk “perishable good” atau produk mudah rusak, maka akan sangat memerlukan startegi pemasaran yang berbeda dengan produk barang maupun jasa pada umumnya. Apalagi “image” masyarakat terhadap produk-produk perikanan juga berbeda atau beragam dengan produk pada umumnya. Berdasarkan pendapat atau pengamatan dari praktisi pemasaran produk perikanan dan kelautan, bahwa persepsi masyarakat terhadap produk perikanan dan kelautan antara lain jika makan ikan alergi, ikan baunya amis, ikan banyak duri, ikan mahal, ikan rumit memasaknya, ikan hanya bisa atau paling enak digoreng. Karena image masyarakat terhadap produk perikanan masih demikian kompleknya, maka diperlukan strategi pemasaran yang dapat merubah image tersebut, sehingga kendala pemasaran produk perikanan dan kelautan dapat diatasi.

2. PENGERTIAN PEMASARAN VS PENJUALAN
Pengertian pemasaran menurut beberapa ahli adalah sangat beragam, namun yang jelas dari definisi yang saya pahami bahwa pemasaran sangat berbeda dengan penjualan. Kebanyakan orang menyamakan pemasaran dengan penjualan. Pemasaran adalah proses manajerial yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok dalam memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka, dengan cara membuat dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain (Kotler dan Amstrong, 2000; Simamora,2001 : 1). Sedangkan menurut. Jadi, tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan individu maupun organisasi. Ma’ruf (2006 : 3-5), bahwa pemasaran adalah kegiatan memasarkan barang atau jasa umumnya kepada masyarakat. Aktivitas pemasaran bermula dari pengamatan kebutuhan konsumen.
Kalau kita amati uraian pengertian pemasaran tersebut, kegiatan pemasaran diawali dari kebutuhan atau keinginan konsumen. Berdasarkan kebutuhan atau keinginan konsumen, barulah dibuat produk. Sedangkan kegiatan penjualan, diawali dengan membuat produk, dan dengan gencar berusaha bagaimana produk tersebut laku dijual. Dalam kegiatan pemasaran dituntut kreatifitas lebih dominant daripada promosi. Sedangkan pada kegiatan penjualan, promosi lebih dominant bahkan sampai menipu konsumen, yang penting produk terjual habis. Kalau kita menerapkan kegiatan pemasaran maka kepuasan konsumen akan menjadi harapan atau tujuannya. Sebaliknya penjualan, tidak memperhatikan kepuasan konsumen yang penting barang terjual habis.
Jika kita menerapkan kegiatan pemasaran, maka kontinuitas kegiatan akan terjamin. Tanpa pemasar (marketer) berusaha mencari pembeli untuk membeli barangnya, pembeli akan datang atau mencari marketer atau produsen. Yang saya tekankan disini bahwa jika pemasaran berawal dari kebutuhan dan keinginan konsumen, maka kebutuhan atau keinginan tersebut menyangkut kebutuhan akan keamanan pangan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Dengan demikian menurut pendapat saya kebutuhan masyarakat tersebut tidak hanya dari aspek ekonomi yaitu bagaimana memilih kebutuhan yang sesuai dengan kemampuan ekonomi konsumen, namun lebih dari itu adalah adanya keseimbangan antara ekonomi, sosial dan ekologi.
Merujuk pada norma atau kaidah-kaidah pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab yang dinyatakan bahwa pengelolaan perikanan adalah proses yang terintegrasi mulai dari pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pengambilan keputusan, alokasi sumberdaya, formulasi dan implementasi, disertai dengan pengamanan seperlunya terhadap peraturan yang berlaku demi menjaga kelangsungan produksi dan pencapaian tujuan pengelolaan lainnya (FAO dalam Martosubroto, 2002). Pengelolaan perikanan tersebut secara internasional harus mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab (The Code of Conduct Responsible Fisheries/CCRF)
Beberapa aspek pengelolaan yang perlu diperhatikan dilihat dari beberapa aspek adalah biologi dan lingkungan (keterbatasan sumberdaya, factor lingkungan dan pertimbangan keragaman hayati dan aspek ekologi lainnya), teknologi (alat penangkapan dan alat Bantu penangkapan, kapal, pasca panen), sosio-ekonomi, aspek kelembagaan, hukum, jangka waktu dan pendekatan kehati-hatian. Komponen pokok dalam pengelolaan : data dan informasi (data yang benar dan tepat waktu), kerangka kelembagaan dan hukum meliputi otoritas pengelolaan (termasuk MCS=Monitoring, Controlling and Surveillance), hukum yang mendukungnya dan pihak yang berkepentingan (stakeholders). Dengan demikian manajemen pemasaran produk perikanan yang bertanggung jawab, aspek yang perlu diperhatikan juga sama yaitu sosial, ekonomi dan ekologi.

3. STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERIKANAN
Strategi pemasaran atau bauran pemasaran (marketing mix) adalah alat perusahaan untuk memperoleh respon yang diinginkan. Strategi pemasaran adalah salah satu upaya untuk mengoptimalkan proses pemasaran. Prinsip pemasaran adalah pencapaian tujuan suatu organisasi tergantung pada seberapa mampu perusahaan/marketer memahami kebtuhan dan keinginan pelanggannya dan memenuhi dengan cara yang lebih efisien dan efektif dibanding pesaing.
Berangkat dari prinsip tersebut, seorang pemasar pertama kali harus memusatkan perhatiannya pada pelanggan untuk mencari tahu kebutuhan dan keinginan mereka. Jadi, dalam hal ini kebutuhan dan keinginan pelanggan menempati titik sentral. Perusahaan atau marketer harus paham betul kebutuhan dan keinginan pelanggannya. Perlu diingat kembali bahwa pelanggan adalah orang-orang yang berkuasa untuk memutuskan untuk membeli atau tidak membeli suatu produk. Jadi, pelanggan adalah bagian dari pasar, karena yang disebut pasar adalah pembeli itu sendiri baik pembeli aktual maupun potensial. Pasar sangatlah beragam berarti keinginan pembeli juga beragam. Fakta ini membuat perusahaan atau marketer tidak mungkin memenuhi semua kebutuhan dan keinginan pasar.
Dengan demikian, apa yang harus dilakukan perusahaan atau marketer kalau ternyata selera pasar sangat beragam? Pertama, perusahaan harus mengelompokkan pasar terlebih dahulu. Dengan kata lain perusahaan harus menentukan pelanggan sasaran (target customers). Untuk produk perikanan dan kelautan, target customers ini misalnya untuk anak-anak, orang dewasa, balita, masyarakat kelas sosial bawah, menengah, atas, dsb. Anak-anak saat ini suka jajan ”tempura ikan”, maka perusahaan membuatlah tempura ikan yang bergizi dan aman di konsumsi anak-anak. Artinya tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya di konsumsi anak-anak dan manusia pada umumnya. Kedua, perusahaan harus memancing agar pasar sasaran memberikan respons yang diinginkan oleh perusahaan. Jadi, bagaimana caranya supaya pelanggan merasa bahwa produk yang kita buat atau pasarkan adalah yang cocok bagi mereka. Apa saja respon yang diinginkan perusahaan? Respons tersebut adalah pasar sasaran mengenal, menyukai, menjadikan produk sebagai pilihan, membeli produk dan menjadi pelanggan yang loyal terhadap produk
Untuk memperoleh respon tersebut perusahaan harus menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, menetapkan harga yang sesuai (tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah) bagi pasar sasaran, menyediakan produk pada tempat-tempat yang biasanya didatangi pasar sasaran dan melalukan promosi yang format dan metodenya mengena dengan pasar sasaran. Alat yang bisa dikontrol oleh perusahaan dan diarahkan untuk memperoleh respons yang diinginkan dari pasar sasaran yang meliputi produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion) yang disebut 4 P yang dikenal dengan bauran pemasaran (marketing mix).

4. BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) PRODUK PERIKANAN
DAN KELAUTAN (AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI)
Ilustrasi, penerapan marketing mix pada produk ikan lele segar. Misalnya target customer adalah konsumen di warung-warung lele goreng penyet. Berdasarkan pengamatan di lapang bahwa ikan lele dipersepsikan masyarakat tergolong ikan kelas rendah artinya tidak punya prestise di kalangan masyarakat kelas atas, sehingga konsumen ikan lele adalah masyarakat menengah ke bawah. Masyarakat yang mengkonsumsi ikan lele goring, suka pada ukuran sedang sampe kecil (size 8-10). Hal ini dikarenakan jika lele untuk dikonsumsi sebagai lele goreng, maka ukuran lele yang sedang sampe kecil lebih gurih. Berarti jika kita mau memenuhi kebutuhan konsumen ikan lele goreng, maka strategi produk ikan lele yang akan dijual tersebut sesuai dengan selera masyarakat yaitu ukuran atau size 8-10 (satu kg berisi 8-10 ekor lele).
Lain lagi, dengan jika kita menentukan target customer kita adalah kelas atas. Karena lele dianggap tidak prestise oleh kalangan atas, maka strategi produk kita adalah bagaimana membuat lele tersebut menjadi olahan yang cocok atau sesuai yang dibutuhkan kelas atas. Misalnya, dengan daya kreasi bahwa ikan lele tidak hanya bisa digoreng, tetapi dapat dibuat produk olahan sosis lele, steak lele, nugget lele, lele asam manis, tempura lele, dll. Jika target kita untuk memproduksi olahan lele menjadi sosis, steak, atau nugget, maka yang dibutuhkan adalah ikan lele ukuran besar yaitu size 2, karena yang dibutuhkan dagingnya dan untuk steak lele perlu fillet ikan lele dan hanya bisa dilakukan fillet pada ukuran lele yang besar.
Untuk strategi harga, seperti telah diuraikan sebelumnya, bagaimana menentukan harga lele goreng penyet, sosis lele, nuget lele, steak lele, lele asam manis tersebut sesuai artinya tidak terlalu mahal dan murah. Tentunya harga tersebut juga erat kaitannya dengan strategi tempat (place). Lele goreng penyet dapat dijumpai di warung-warung, yang mana bahan baku umumnya diperoleh di pasar tradisional, pasar ikan atau tukang sayur. Sedangkan untuk steak lele dan lele asam manis yang terget customernya kelas menengah ke atas tentunya tempat menyesuaikan misalnya di restoran yang lebih tinggi tingkatannya daripada warung. Sosis lele dan nuget lele dapat menerobos mini market, supermarket, atau dijual ke kantor-kantor yang merupakan target customer menengah ke atas dan orang sibuk yang tidak sempat memasak sendiri.
Strategi promosi diperlukan untuk kelas menengah ke atas, sedangkan kelas bawah tidak perlu promosi. Hal ini disebabkan bahwa promosi perlu dilakukan untuk merubah image kelas menengah ke atas terhadap lele, dengan tujuan semua kalangan menyukasi dan mempersepsi baik terhadap produk lele. Promosi diarahkan pada diversifikasi produk olahan lele (sosis lele, nuget lele, lele asam manis, steak lele, dll) yang cukup bergengsi dipandang oleh masyarakat kelas menengah ke atas
Sebaliknya untuk produk udang segar (agribisnis), juga produk olahan berbasis udang (agroindustri) bahwa persepsi masyarakat terhadap produk tersebut sangat mahal. Dengan demikian produk udang segar dan olahannya termasuk golongan prestise atau bergengsi yang mengkonsumsi kelas menengah ke atas saja. Sekarang bagaimana strategi produk udang segar dan olahannya yang dapat dikonsumsi oleh kelas bawah juga. Dengan demikian pasar domestik banyak menyerap produk udang segar dan olahannya. Selama ini udang segar sebagian besar di eksport. Kendala untuk mengeksport sangat banyak, mulai kualitas produk, kemasan, harga, pengiriman, dll. Dengan permintaan udang pasar domestik tinggi maka kendala eksport udang akan teratasi. Produksi udang budidaya akan habis terjual di pasar domestik
Berkaitan dengan marketing mix, point apa saja yang harus menjadi perhatian pada produk perikanan dan kelautan? Sebagai contoh, misalnya perusahaan atau marketer mengamati dari fenomena yang terjadi dalam masyarakat bahwa mulai anak-anak suka jajan tempura ikan di sekolah-sekolah, ibu-ibu karier sehingga menginginkan praktis dalam kegiatan domestik dengan membeli lauk yang sudah dimasak, bapak-bapak karier tidak mau makan lele karena image lele jenis ikan rendah, dll. Nah bagaimana seorang marketer atau perusahaan menyikapi hal ini dikaitkan dengan marketing mix.

4.1 Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan oleh individu rumah angga maupun organisasi ke dalam pasar untuk diperhatikan, digunakan, dibeli maupun dimiliki.
• Bagaimana variasi produk berbasis lele, apakah hanya satu jenis saja misal tempura, atau diupayakan beberapa jenis olahan yang dapat diterima semua baik anak-anak, ibu-ibu dan bapak-bapak.
• Bagaimana kualitas produk olahan lele, apakah tinggi, sedang atau rendah. Sebaiknya kualitas olahan lele kualitas, selain penampilan fisik produk juga diperhatikan dari sisi keamanan pangan. Bahan-bahan untuk mengolah termasuk produk yang aman untuk dikonsumsi
• Bagaimana desain produk
• Apa mereknya
• Fitur apa yang perlu ditampilkan pada produk
• Kemasan bagaimana
• Ukurannya bagaimana
• Apakah perusahaan menerima produk yang rusak, dll

4.2 Harga (Price)
Harga adalah sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memperoleh suatu produk. Untuk menetapkan sembarang harga adalah mudah. Menentukan harga yang tepat adalah sulit. Harga yang tepat yaitu tidak terlalu mahal di mata konsumen, masih memeberikan keuntungan bagi perusahaan dan tidak menjadi kelemahan perusahaan di mata pesaing. Sehubungan dengan harga, banyak hal yang harus dipikirkan oleh perusahaan yaitu :
• Berapa tingkat harga yang ditetapkan
• Seberapa bebas perantara dalam menetapkan harga, karena umumnya perantaralah (bukan produsen) yang berhubungan dengan konsumen akhir. Berapa harga minimum dan maksimum yang bisa diterapkan oleh perantara (allowances)
• Berapa lama jangka waktu pembayaran
• Bagaimana persyaratan-persyaratan untuk pembelian secara kredit

4.3 Tempat (Place)
Tempat adalah lokasi dimana konsumen biasanya membeli produk tersebut. Misalnya tempat menjual lele penyet di warung, tempura lele di sekolah-sekolah, sosis, nuget lele di mini market, super market, steak lele dan lele asam manis di restoran, dst. Tempat yang dimaksud dalam bauran pemasaran adalah menyediakan produk kepada konsumen pada tempat yang tepat, kualitas yang tepat dan jumlah yang tepat. Hal-hal yang perlu direncanakan berkaitan dengan tempat adalah :
• Saluran pemasaran
• Cakupan pasar
• Keanekaragaman produk (assortment)
• Lokasi
• Manajemen persediaan
• Transportasi dan logistik

4.4 Promosi (Promotion)
Promosi adalah kegiatan-kegiatan untuk mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Respons yang diharapkan dari pasar sasaran juga dipengaruhi oleh kegiatan promosi. Hal-hal yang perlu direncanakan berkaitan dengan tempat adalah :
• Apa sasaran yang ingin dicapai melalui promosi
• Berapa anggaran yang diperlukan
• Apa pesan yang ingin disampaikan
• Apa metode promosi yang digunakan, apakah iklan, personal selling, hubungan masyarakat, promosi penjualan ataukah pemasaran langsung.

5. PEMILIHAN PASAR SASARAN (TARGET MARKET)
Target market adalah bagian pasar yang dijadikan sebagai tujuan pemasaran. Perusahaan dapat mencapai tujuannya hanya kalau memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dan mampu memenuhinya dengan cara yang lebih efisien dan efektif dibanding pesaing. Konsekuensinya adalah perusahaan harus memahami betul siapa pasar sasarannya, sekaligus bagaimana perilaku mereka.
Untuk menemukan target market, ada empat kegiatan yang perlu dilakukan oleh perusahaan yaitu (1) mengukur dan memperkirakan permintaan; (2) mensegmentasi pasar (market segementation); memilih pasar sasaran (market tergeting); dan menentukan posisi pasar (market positioning)

5.1 Mengukur dan Memperkirakan Permintaan Produk Perikanan dan Kelautan
Ada dua cara untuk memperkirakan permintaan produk perikanan dan kelautan yaitu dengan (1) pendekatan fundamental yaitu mengukur dan memperkirakan permintaan dengan cara menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan, seperti pertumbuhan pasar, pendapatan, kondisi ekonomi, gaya hidup dan lain-lain; (2) pendekatan teknis melakukan pengukuran dengan melihat kecenderungan permintaan pada masa lalu, yang dianalisis secara statistik untuk mengukur besarnya permintaan saat ini dan masa yang akan datang

5.2 Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah proses untuk menggolong-golongkan pasar ke dalam segmen-segmen. Segmen adalah sekumpulan konsumen yang memberikan respons yang sama terhadap stimuli pemasaran tertentu. Segmentasi pasar dapat didasarkan pada
1. geografis : tempat tinggal, kota, wilayah, dst
2. demografis : jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendapatan, dst
3. psikografis : gaya hidup, kepribadian, kelas sosial
4. perilaku : tingkat penggunaan, manfaat yang dicari, saat menggunakan, dst

5.3 Pemilihan Pasar Sasaran
Setelah mensegmentasi pasar, perusahaan harus memilih segmen mana yang menjadi pasar sasaran. Sasaran ini bisa satu segmen, beberapa segmen, malah seluruh segmen.

5.4 Penentuan posisi pasar
Setelah menetapkan kalangan mana yang menjadi sasaran, perusahaan perlu memperkuat kehadiran perusahaan pada kalangan tersebut. Untuk itu perusahaan perlu membentuk posisi produk. Posisi produk adalah suatu tempat yang diduduki produk secara relatif terhadap pesaing. Perlu saya sampaikan disini, bahwa tempat disini bukanlah ruang (space) secara fisik, melainkan tempat berupa image di dalam ruang benak konsumen. Seperti saya uraikan sebelumnya bahwa kendala pemasaran produk perikanan dan kelautan adalah sangat erat berkaitan dengan image produk misalnya lele jenis ikan rendah, udang mahal, udang prestise, ikan membuat alergi, ikan baunya amis, ikan mengolahnya merepotkan, ikan hanya bisa digoreng, dan lain-lain.
Untuk mendapat image yang baik sesuai dengan target market dan segmentasi pasar, maka rubahlah image lele jenis ikan yang ekonomis penting, bisa dibuat aneka produk berkelas, harga terjangkau, tempat-tempat yang biasa didatangi masyarakat kelas atas pun juga menyediakan diversifikasi olahan lele, sehingga image lele baik pada semua segmen pasar. Sebaliknya untuk udang, bagaimana merubah image udang tidak mahal dan udang dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan, sehingga produk udang terserap untuk memenuhi pasar domestik. Bagaimana merubah image bahwa tidak semua ikan membuat alergi, ikan tidak amis, ikan tidak merepotkan dalam memasak, ikan tidak hanya digoreng melainkan banyak alternatif jenis olahan ikan. Semua itu perlu daya kreatifitas produsen dan marketer untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

6. PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Bitta dan Loudan dalam Simamora (2003 : 80), mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan mengajak aktivitas individu dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mengatur barang dan jasa. Kotler dan Amstrong (1997), mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah perilaku pembelian akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang memebeli produk untuk konsumsi personal. Riniwati (2005), mengatakan bahwa perilaku knsumen adalah bagaimana konsumen membuat keputusan tentang pemilihan diantara berbagai macam barang yang akan dibeli dan berapa jumlahnya. Demikian juga Hunt (1983), mengatakan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dalam pembelian barang.

6.1 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen anta lain :
1. Psikologi (motivasi, persepsi, learning, kepercayaan, sikap)
2. Personal (usia, tahap daur hidup, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, konsep diri)
3. Sosial (kelompok rujukan seperti teman kampus, persekutuan doa, pengajian, perkumpulan olah raga, dll)
4. Kebudayaan (kultur, sub kultur, kelas sosial)

6.2 Proses Keputusan Membeli

6.3 Model Perilaku Konsumen (Simamora, 2003 : 99)

7. ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN PEMASARAN AGRIBISNIS
DAN AGROINDUSTRI
Menurut Downey dan Erickson (1989), empat bentuk dasar usaha yaitu perusahaan perorangan (single proprietorship), persekutuan, perseroan (badan hukum) dan koperasi. Pada kelembagaan pemasaran, menurut Hanafiah dan Saefuddin (1983) digolonglan menjadi 3 yaitu produsen, pedagang perantara dan lembaga pemberi jasa. Pedagang perantara meliputi lembaga pengumpul hasil perikanan; pedagang besar, pedagang eceran.

7.1 Lembaga Pengumpul Hasil Perikanan
Di daerah produksi perikanan di Indonesia dijumpai beberapa lembaga yang mengumpul (membeli) hasil perikanan dari nelayan dan pembudidaya ikan. Lembaga pengumpul hasil perikanan atau pengepul, dapat berupa usaha perorangan, persekutuan, perseroan dan koperasi.

7.2 Pedagang Besar (wholesaler/grosir)
Pedagang besar (grosir), memperdagangkan barang dalam jumlah lebih besar. Pedagang ini aktif di pasar-pasar pusat dan memperoleh barang dari pedagang pengumpul lokal. Pedagang besar ini juga sering mendatangi pasar pelelangan di daerah produksi untuk membeli barang dan seringkali juga membeli barang secara langsung dari produsen. Kemudian barang dagangan itu dijual dalam jumlah lebih kecil kepada pedagang eceran. Selain tugas utamanya melayani permintaan pedagang eceran, wholesaler menjual pula barangnya ke hotel, restauran, pabrik pengolahan atau lembaga lain.

7.3 Pedagang Eceran
Lembaga pengecer adalah perantara yang menjual barang-barang dalam jumlah kecil secara langsung kepada para konsumen akhir (household-consumer). Biasanya lembaga ini menerima barang dari wholesaler dan terkadang dari para pengumpul lokal (tengkulak) atau produsen.

7.4 Lembaga Pemberi Jasa
Lembaga pemberi jasa atau disebut agent middlemen adalah badan yang membantu memberi jasa atau fasilitas untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan pemasaran. Mereka yang melaksanakan fungsi pemasaran tertentu dengan menerima komisi sebagai balas jasa. Contoh : broker atau makelar atau calo, agen penjualan (selling agents), komisioner, juru lelang, dll

8. TANTANGAN PEMASARAN PRODUK PERIKANAN DAN KELAUTAN
1. Image terhadap produk perikanan (ikan jenis rendah, mahal, alergi, amis, rumit memasaknya, pengetahuan diversifikasi olahan, dll)
2. Produk perikanan dan kelautan termasuk mudah rusak, sehingga perlu biaya mahal dan perlu penanganan yang tepat.
3. Resesi ekonomi
4. Perubahan perilaku konsumen
5. Perdagangan bebas
6. Berwawasan lingkungan
9. KASUS-KASUS PEMASARAN
• Udang Indonesia dibakar di pasar Uni Eropa, kasus kandungan antibiotik
• Kasus kandungan formalin pada produk perikanan dan kelautan yang sempat menghebohkan dunia perikanan

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN SIAPKAN 4 GRAND STRATEGI PERIKANAN

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN SIAPKAN 4 GRAND STRATEGI PERIKANAN

tekait visi baru Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) yang mengupayakan Indonesia menjadi penghasil produk perikanan terbesar di dunia pada 2015 mendatang, DKP menciptakan empat grand strategy yang sebagai The Blue Revolution Policies.

Demikian dikatakan Dirjen Perikanan Tangkap Dedy Heryadi Sutisna melalui kepala Pusat Data Statistik dan Informasi Soen’an H Purnomo, dalam siaran persnya pagi ini terkait kunjungan kerja yang dilakukan menteri Kelautan dan Perikanan hari ini di Medan.

“Empat grand stratagy tersebut yakni pertama memperkuat kelembagaan dan SDM secara terintegrasi, kemudia mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Ketiga meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan, dan terakhir memperluas akses pasar domestik dan internasional,” sebut Heryadi.

Berdasarkan empat kebijakan tersebut, urainya, DKP terus berupaya mendorong para nelayan melakukan pengembangan armada skala kecil dan menengah sehingga dapat melakukan penangkapan ikan di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan laut lepas. Langkah tersebut dapat mengurangi kepadatan penangkapan ikan di berbagai WPP yang sudah jenuh serta sebagai upaya terciptanya pengelolaan sumber daya ikan berkelanjutan.

Untuk mewujudkannya, lanjut Dirjen, DKP memprogramkan restrukturisasi armada kapal perikanan nasional sehingga mampu memanfaatkan sumber daya ikan (SDI) di laut lepas, melalui rasionalisasi, nasionalisasi dan modernisasi.

“Mendorong nelayan untuk dapat melakukan penangkapan di ZEE tentunya membutuhkan pengembangan infrastruktur pelabuhan berstandar internasional dengan armada penangkapan yang gross tonase-nya lebih besar (>30 GT).

“Karena itu, pelabuhan tidak hanya sebagai tempat sandar kapal, tapi juga harus memiliki fungsi strategis lain sehingga mempunyai dampak ganda (multiplier effects) bagi pertumbuhan sektor ekonomi lainnya, termasuk pendapatan asli daerah (PAD), dan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.

Dijelaskan Dirjen, menilik data statistik 2007 - 2008, produksi perikanan tangkap di laut terus meningkat, Jika 2007 sebanyak 4,73 juta ton, 2008 meningkat menjadi 4,86 juta ton.

Begitu juga dengan jumlah kapal penangkapan ikan segala ukuran pada tahun 2007 sebanyak 590.314 sedangkan pada tahun 2008 menjadi 590.380. Sementara jumlah nelayan perikanan tangkap di laut juga meningkat dari 2,75 juta jiwa menjadi 2,77 juta jiwa.

Seiring beragam fungsinya kegunaan pelabuhan termasuk berkembangnya tugas-tugas DKP sebagai pelaksana fungsi pelabuhan perikanan, papar Dirjen, pihaknya kini juga memperluas fungsi pelabuhan. Yakni, sebagai fasilitasi produksi, penanganan dan pengolahan, pengendalian dan pengawasan mutu serta pemasaran hasil perikanan di wilayahnya.

Bahkan, pelabuhan juga memiliki fungsi melakukan pembinaan masyarakat nelayan, pengendalian dan pengawasan pemanfaatan sumber daya ikan, kelancaran kegiatan kapal perikanan, pengumpulan data dan informasi publikasi hasil riset, pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari, serta melakukan pengendalian lingkungan (K3, kebakaran, pencemaran).

Dalam mendukung tugas dan fungsi tersebut, kata Dirjen, DKP kini berupaya mendorong pengembangan pelabuhan perikanan khususnya di daerah yang potensial dan lingkar luar Indonesia, menerapkan port state measure, mengembangkan basis data dan informasi perikanan di pelabuhan perikanan, dan meningkatkan kualitas pelabuhan perikanan UPT daerah.

“Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, diharapkan penangkapan di laut terluar dapat dilaksanakan sebagai upaya besar pengelolaan perikanan berbasis wilayah,” tandasnya.

Jumat, 02 April 2010

Tren dalam Akuntansi


Manajemen strategi

ARTI, PELUANG DAN MANFAAT MANAJEMEN STRATEGIK 

LATAR BELAKANG

Untuk merealisasikan suatu perencanaan yang baik perlu adanya dukungan dari aspek-aspek pelaksanaan, pengawasan, struktur organisasi, sistem informasi dan komunikasi, motivasi, iklim kerja, sistem penggajian dan budaya organisasi.

Kelemahan perencanaan strategik biasanya bersifat ritual dan mekanis, sifatnya rutin dan sering berpegang pada asumsi-asumsi yang tidak realitis sehingga menyebabkan tidak termonitornya pelaksanaan dan pengendalian dari rencana-rencana yang telah dibuat.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan perencanan strategik diatas maka pada tahun 1980-an muncullah suatu model yang namanya Manajemen Strategik. Model ini mengkombinasikan pola berpikir strategis dalam proses mamajemen. Segala sesuatu yang strategik tidak hanya berhenti pada proses perencanaan saja tetapi juga dilanjutkan pada tingkat operasional dan pengawasan.

 

Manajemen Strategik juga mencakup trend baru, yaitu:

1.      Peralihan dari perencanaan menjadi keunggulan bersaing

Pembuatan strategi lebih didasarkan pada konsep keunggulan bersaing yang memiliki lima karakteristik, yaitu:

a.      Kompetensi khusus

Keunggulan bersaing merupakan hal khusus yang dimiliki atau dilakukan suatu organisasi yang memberinya kekuatan untuk menghadapi pesaing. Kompetensi ini bisa berwujud opini atau merek yang mempunyai persepsi kualitas tinggi. ( misalnya;  opini: Pengelolaan administrasi yang rapi, terkenal bersih atau bebas KKN/Korupsi Kolusi Nepotisme, Tepat waktu. Merek: Coca cola, IBM, BMW, Mc Donald’s).

b.      Menciptakan persaingan tidak sempurna

Dalam persaingan sempurna semua organisasi menghasilkan produk yang serupa sehingga bebas keluar masuk ke dalam pasar. Suatu organisasi dapat memperoleh keunggulan bersaing dengan menciptakan persaingan tidak sempurna yaitu dengan cara memberikan kualitas yang tinggi di aspek-aspek  tertentu.

c.      Berkesinambungan

Keunggulan bersaing harus bersifat berkesinambungan bukan sementara dan tidak mudah ditiru oleh para pesaing.

d.      Kesesuaian dengan lingkungan internal

Keunggulan bersaing dapat diraih dengan menyesuaikan kebutuhan atau permintaan pasar. Karena lingkungan eksternal bisa berupa ancaman dan peluang, sehingga perubahan pasar dapat meningkatkan keunggulan atau kelemahan suatu organisasi.

e.      Keuntungan yang tinggi daripada keuntungan rata-rata

Sasaran utama keunggulan bersaing adalah mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi daripada keuntungan rata-rata orrganisasi-organisasi lainnya


2.      Peralihan dari Elitism menjadi Egalitarianism

Berpikir strategik dalam Manajemen Strategik tidak hanya dilakukan oleh para kelompok elit perencana saja, tetapi juga ditanamkan kepada setiap anggota organisasi. Dalam Manajemen Strategik orang yang melakukan perencanaan adalah setiap pihak yang juga akan mengimplementasikan rencana tersebut. 

3.      Peralihan dari perhitungan (kalkulasi) menjadi kreativitas

Dalam Manajemen Strategik, strategi-strateginya  tidak hanya terfokus pada faktor-faktor yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur saja, tetapi juga mempertimbangkan perspektif yang lebih kualitatif. Strategi lebih banyak tergantung pada aspek perasaan (senses) daripada analisis sehingga dalampenyusunan strategi sangat diperlukan kreatifitas.

4.      Peralihan dari sifat kaku menjadi fleksibel

Manajemen strategik lebih bersifat lentur/fleksibel karena manggabungkan pandangan dan tindakan, menyeimbangkan pengendalian dan learning, serta mengelola stabilitas dan perubahan. Strategi yang dibangun merupakan strategi yag adaptif dan fleksibel dalam menghadapi perubahan dan kondisi pasar yang penuh ketidakpastian.

ARTI MANAJEMEN STRATEGIK

“Manajemen strategik adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating0 keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang.”

Dari definisi tersebut terdapat dua hal penting yang dapat disimpulkan, yaitu:

1.      Manajemen Strategik terdiri atas tiga proses:

a.      Pembuatan Strategi, yang meliputi pengembnagan misi dan tujuan jangka panjang, mengidentifiksikan peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan organisasi, pengembangan alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi.

b.      Penerapan strategi meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan, kebijakan organisasi, memotovasi anggota dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan.

c.      Evaluasi/Kontrol strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor seluruh hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja individu dan organisasi serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.

2.      Manajemen Strategik memfokuskan pada penyatuan/penggabungan aspek-aspek pemasaran, riset dan pengembangan, keuangan/akuntansi, operasional/produksi dari sebuah organisasi.

 

Strategik selalu “memberikan sebuah keuntungan”, sehingga apabila proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi gagal menciptakan keuntungan bagi organisasi tersebut maka dapat dikatakan proses manajemen tersebut bukan manajemen strategik.

 

PERBEDAAN STRATEGI DAN TAKTIK

Untuk memudahkan pengertian antara strategi dan taktik, kita bisa menggunakan kata tanya “apa” dan “bagaimana”.

Jika kita akan memutuskan “apa” yang seharusnya kita lakukan maka kita akan memutuskan suatu strategi. Jika kita akan memutuskan “bagaimana”  untuk mengerjakan sesuatu maka itulah yang dinamakan taktik. Menurut Drucker, strategi adalah mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right things) dan taktik adalah mengerjakan sesuatu dengan benar (doing the things right). Sedangkan menurut Karl Van Clausewits, strategi merupakan suatu seni menggunakan pertempuran untuk memenangkan suatu perang, sedangkan taktik adalah seni menggunakan tentara dalam sebuah pertempuran.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa taktik merupakan penjabaran operasional  jangka pendek dari strategi agar strategi tersebut dapat diterapkan. Karena strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan suatu organisasi, maka strategi memiliki beberapa sifat, yaitu :

1.      Menyatu (unified) : menyatukan seluruh bagian-bagian dalam organisasi.

2.      Menyeluruh (comprehensif): mencakup seluruh aspek dalam organisasi.

3.      Integral (integrated) : seluruh strategi akan cocok/sesuai untuk seluruh tingkatan (corporate, business  and functional)


MANFAAT MANAJEMEN STRATEGIK

Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame work) untuk menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan dengan persaingan, maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik.

Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang menguntungkan.

Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka menerapkan manajemen strategik, yaitu:

1.      Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.

2.      Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.

3.      Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif

4.      Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.

5.      Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa datang.

6.      Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.

7.      Aktifitas yang tumpang tindih akan dikurangi

8.      Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.

 

RESIKO MANAJEMEN STRATEGIK

Keterlibatan para manajer dalam proses perencanaanstrategik akan menimbulkan beberapa resiloyang perlu diperhitungkan sebelum melakukan proses manajemen strategik, yaitu:

1.      Waktu yang digunakan para manajer dalam proses manajemen strategik uingkin mempunyai pengaruh negatif pada tanggung jawab operasional.

2.      Apabila para pembuat strategi tidak dilibatkan secara langsung dalam penerapannya maka mereka dapat mengelak tanggung jawab  pribadi untuk keputusan-keputusan yang diambil dalam proses perencanaan.

3.      Akan timbul kekecewan dari para bawahan yang berpartisipasi dalampenerapan strategi karena tidak tercap[ainya tujuan dan harapan mereka.

 

Untuk mengatasi resiko-resiko tersebut para manajer perlu dilatih mengamankan atau memperkecil timbulnya resiko dengan cara:

1.      Melakukan penjadwalan kewajiban-kewajiban para manajer agar mereka dapat mengalokasikan waktu yang lebih efisien.

2.      Membatasi para manajer pada proses perencanaan untuk  mebuat janji-janji mereka terhadap kinerja yang benar-benar dapat dilaksananakan oleh mereka dan bawahannya.

3.      Mengatisipasi dan menanggapi keinginan-keinginan bawahan, misalnya usulan atau peningkatan dalam ganjaran.

 

 

 

 

 

Tips-tips

Tips-tips sehat

Gejala Usus Buntu

Usus buntu atau appendix adalah organ kecil yang berada di usus besar. Jika terjadi peradangan atau appendicitis,usus buntu akan terasa nyeri dan harus dipotong dengan cara pembedahan. The National Digestive Diseases Information Clearinghouse menunjukkan bahwa ada beberapa gejala terjadinya peradangan pada usus buntu yang  bisa dikenali.

·        Nyeri di perut-sering kali disekitar pusar, dan menyebar hingga ke  bagian bawah perut.

·        Nyeri di perut akan semakin parah dalam hitungan jam,terutama pada saat bergerak, bersin, batuk, atau menghela nafas dalam

·        Mual atau muntah dan kehilangan selera makan

·        Diare atau sembelit dan sulit kentut

·        Demam ringan

·        Lebam di area perut

 

Mencegah jerawat

American Academy of Dermatology menyebutkan, teerlalu banyak minyak, pori-pori tersumbat, bakteri, dan peradangan di kulit adalah pemicu munculnya jerawat. Lembaga ini member saran perawatan untuk mencegahnya.

1.      Bersihkan wajah dengan seksama tiap hari dengan pembersih muka dan air hangat.

2.      Berlebihan dalam membersihkan wajah bisa membuat kulit iritasi dan memperparah jerawat.

3.      Keramaslah setiap hari jika rambut berminyak untuk mencegah minyak sampai ke wajah.

4.      Meski makanan tidak dipercaya menyebabkan jerawat, pada beberapa orang, makanan memicu jerawat lebih parah.

5.      Gunakan lotion dan kosmetik bebas minyak.

6.      Hindari paparan produk rambut, seperti semprotan atau jell di wajah.

 

  Agar mata sehat

“ Kesehatan penglihatan adalah kunci sukses berkarier,” kata James Sheedy, Direktur Vision Ergonomics Laboratory do College of Optometry Pacific University dan spesilais American Optometric Association, pecan lalu. Mata lelah, sakit kepala, pandangan kabur adalah gangguan computer vision syndrome (cvs). Berikut ini adalah tip untuk mencegah CVS

§         Setelah sedikitnya menatap computer 20 menit, ambil jeda selama 20 detik untuk melihat sesuatu sejauh 6 meter.

§         Tambahkan ukuran huruf di layar, sehingga nyaman dibaca.

§         Atur kecerahan monitor, jangan terlalu terang atau redup.

§         Kurangi pendar layar gadget.

§         Posisikan layar monitor atau gadget di bawah tinggi sejajar mata agar mata mudah berfokus.

 

Merawat Kaki Terkilir

Terkilir pada pergelangan kaki terjadi ketika ligament atau tali sendi pendukung pergelangan kaki merenggang melampaui kondisi normalnya atau robek. The American Academy of Orthopaedic Surgeons member saran tentang cara merawat kaki terkilir.

·        Jangan cemas, dan beri waktu pada pergelangan kaki untuk pulih sendiri.

·        Kesembuhan tergantung seberapa parah cedera yang dialami. Tapi biasanya perlu waktu 4-6 minggu.

·        Cukup beristirahat, mengompres dengan es, dan angkat kaki saat istirahat.

·        Jika memar dan nyeri membuat anda sulit berjalan, gunakan kruk atau penopang saat bergerak.

·        Terapi rehabilitasi mungkin harus dilakukan untuk mencegah masalah kronis.

Cara Atasi Selulit Noninvasif atau dari Luar Tubuh

1.      Diet dengan mengkonsumsi makanan gizi seimbang, serta banyak minum air.

2.      Kurangi makanan gorengan, manis-manis, serta yang mengandung lemak hewani dan garam.

3.      Stop konsumsi alcohol dan kebiasaan merokok.

4.      Olahraga dengan porsi latihan untuk kelenturan otot. Kalau otot lentur, pembuluh darahnya akan baik, dan kulit bakal sehat.

5.      Memakai krim yang mengandung bahan aktif penghancur selulit, terutama golongan methylxanthin dan retinol.

6.      Menggunakan alat pijatan lemak yang disebut lipomassage. Pijatan lemak ini berfungsi menghancurkan sel-sel lemak yang terperangkap dalam rongga kulit, sehingga jaringan lemak menjadi hancur dan memicu termobilisasinya aliran pembuluh darah. Kondisi ini mencegah pembengkakan di sekitar lemak tersebut. Lemak akan merata kembali.

 

Gandum, Wortel dan Jus Jeruk

Kaitan makanan dan munculnya kanker memang kerap dilakukan. Ada tiga di antara berbagai jenis makanan anti kanker ini patut anda catat dalam menu makanan sehari-hari.

Pertama, adalah gandum. Setiap ½ gelas gandum setara dengan 10gr dari kebutuhan serat yang digunakan untuk menurunkan tingkat estrogen dalam tubuh. Para ahli berpendapat bahwa tingkat estrogen yang tinggi dalam tubuh  akan semakin merangsang pertumbuhan kanker payudara.

 Kedua adalah Wortel dan bayam. Wanita yang tidak pernah mengkonsumsi wortel dan bayam ternyata resiko terkena kanker payudara dua kalli lebih besar dibanding mereka yang sering mengkonsumsi kedua jenis sayuran itu.

Terakhir adalah jus jeruk, sebuah penelitian pada hewan percobaan di Universitas Western Ontario, Canada, disebutkan bahwa jus jeruk bisa memperlambat pertumbuhan sel kanker payudara sampai 50 persen.